Kamis, 17 Juli 2014

(3) Matahari Tenggelam

Lalu kau tiba-tiba hadir setelah terik yang panjang.
Dan sorot matamu sangat meneduhkan.
Tuhan  memberimu keindahan yang integral.
Dari tuturmu, perangaimu, kisahmu.
Sampai akhirnya aku sungguh-sungguh menatapmu.

Kehadiranmu membawa kebahagiaan, kasih.
Tapi memandangmu bukanlah momen yang mudah.
Kau pergi lagi mengalah pada malam.
Namun, hatiku masih berharap.
Karena esok pasti kau datang lagi.
Sampai akhirnya aku sungguh-sungguh mendambamu.

Selasa, 15 Juli 2014

(2) Kebetulan Tidak Disengaja

Kau mungkin tak kan mengira aku tak seberani yang kau kira.
Kaupun mungkin tak kan mengira sebenarnya aku begitu ceroboh.
Dan seiring waktu berlalu, semakin kau beredar di orbitku, kau mungkin kan merasa aku mulai mendambamu.
Ya, memang, tapi bukan saat itu.

Aku berkaca pada kepribadianku, yang merefleksikan apa yang orang lain akan lakukan padaku.
Mereka yang didekatku begitu mudahnya menggodamu atas namaku.
Jadi kurasa mungkin kau menganggapku menggodamu.
Mungkin itu karma karena aku juga sering jahil.

Tapi, sama sekali aku tak mendambamu, bahkan memikirkanmu saat itu.
Yang kutahu, aku adalah batu yang sarat harga diri.
Si batu akan bertindak seperti batu, independen dan tak mau berpaling wajah.
Bukannya aku menghindarimu, tapi aku menjaga jarak secara proporsional.

Namun tahukah kau?
Berkali-kali sikapku melawanku.
Membuatku berkali-kali salah ujar dan salah tingkah.
Lalu kau melihatku, dan kau pasti menganggapku mulai jatuh hati.
Belum kasih, belum saat itu.

Minggu, 13 Juli 2014

(1) Pertemuan

Keterkejutan mengawali pertemuanku dan kau, dimana kala itu rasanya kita bagaikan diperkenalkan secara paksa. Aku bahkan tak menyangka kau begitu seringnya beredar di telinga dan mataku berkat godaan usil banyak orang. Ya, orang-orang yang begitu bahagia menjodohkan kau dan aku. Aku juga tak menyangka gosip itu begitu lama beredar. Aku bahkan sama sekali tidak peduli.

Gosip dan candaan kuanggap angin lalu. Namun, semua bahasan mereka jadi tentangmu. Sampai suatu saat terselip nasihat dari mereka, bahwa kaulah yang selama ini kubutuhkan, bukan yang lalu. Mereka jauh lebih menyukaimu. Ya, sosok cerdas berperangai santun, ramah dan religius.