Minggu, 06 Januari 2013

Orang Hebat yang Menghebatkan Aku



Tahun 2012 sungguh luar biasa, takkan pernah kulupakan tahun ini dimana aku bertemu dengan banyak orang-orang hebat, dimana aku melakukan hal yang luar biasa, merasakan cinta yang irasional.

Sungguh, pola pikirku tahun ini berubah drastis. Aku dulu tipe pembelajar aktivis, sangat mudah ingin tahu, berapi-api, dan mudah bosan. Sekarang tipe belajarku tak lagi dominan aktivis, tapi juga reflektor. Aku lebih sering mengamati serta mencari referensi dari pengalaman dan pendapat orang-orang hebat disekitarku. Ya, orang-orang hebat di sekitarku, aku bangga pada mereka, kagum pada mereka, mereka hebat dan mereka menghebatkanku.

Tahun 2012, aku benar-benar banyak kegiatan. Aku tersibukkan dengan amanah-amanah yang harus kukerjakan. Aku benar-benar tipikal orang yang perfeksionis, mungkin itulah mengapa waktuku banyak tersita untuk menyelesaikan amanah-amanah itu. Sering makanku tidak teratur dan bahkan tidurku tak pernah teratur. Sakitku sering kambuh dan nafasku sering tersengal. Tak jarang pula orang menganggapku gila, robot, cyborg atau apalah. Semua karena aku tak pernah mengeluh dan menunjukkan kelemahanku.

Tapi di samping itu semua, aku merasakan hempasan kebahagiaan dan kepuasan yang luar biasa pada tahun 2012. Syukurku pada Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat yang Ia limpahkan padaku. Tahun ini benar-benar luar biasa, aku memiliki penyemangat di KMSEP, Agricia, JRKY, POPMASEPI, Plat N, Forkom Humas, PPSMB…

Sebenarnya sudah sejak dari 2010 aku sudah dekat dengan KMSEP, tapi di tahun 2012 itu aku merasa begitu dekat secara personal dengan orang-orang hebat di dalamnya. Di sekre KMSEP yang hangat itu aku memiliki kakak-kakak yang pemikirannya begitu jenius. Sering aku menemukan jawaban atas segala permasalahanku ketika berbincang dengan mereka. Mas Iswin yang benar-benar mengisi figur kakak yang terlihat sederhana tapi begitu luar biasa mengagumkan, Mas Kuncoro dan Mbak Mair yang seolah seperti ayah dan ibu, Mas Kurowo yang sama-sama Movie Addict dan pemikirannya sungguh luar biasa jenius, serta Mas Uun yang begitu pandai memberikan saran. Aku merasa semua orang-orang sekre itulah yang menjagaku dan menahan punggungku dari belakang agar aku tidak roboh.

Keluargaku PH yang super juga, wah mereka ini bintang-bintangnya SOSEK. Entahlah, tapi berjuang dengan mereka itu membuat rasa lelah itu menjadi tidak terasa. Sahabat-sahabat PHku ini, selain menjadi sahabatku di organisasi juga menjadi sahabat-sahabatku di lingkungan akademis. Ainun, Ryan, Wiwin, Singgih, Riski, Gagar, Hanafi, Diena, Hildan, dan Nurul itu benar-benar meramaikan hari-hariku. Entah apa jadinya aku tanpa mereka…

Di KMSEP tahun 2012 aku diamanahi sebagai Kepala Departemen Hubungan Masyarakat. Di sana aku berjuang bersama-sama dengan sahabat-sahabatku yang sering kusebut, “Sahabat HUMAS” untuk menguatkan hubungan eksternal, mensinergiskan antar lembaga dan menjaga nama baik KMSEP. Mereka, Sahabat Humas, memiliki tipenya masing-masing dan dari awal aku sedikit membentuk karakter mereka dan memotivasi mereka untuk berkembang. Alhasil, kami begitu dekat bak keluarga. Jujur, aku merasa beruntung memiliku Sahabat Humas seperti Siwi, Anto, Rossi, Nurul, Dinda, Arip, Patria dan Dzani, they’re an increadible team.

Di Agricia, aku sedang menapaki mimpiku untuk menghidupkannya lagi. Aku memang bukan revolusioner, tapi aku menikmati segala proses yang ada. Itulah caraku memimpin Agricia.. Memimpin Agricia membuatku sedikit banyak mengenal Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY). Disana aku menemukan teman-teman baru yang bahkan ada yang usianya 50-an tahun. Sungguh luar biasa berada di lingkungan yang kondusif dan sangat kusukai seperti Agricia ini.

Di POPMASEPI aku juga mengenal banyak sekali teman-teman baru, bahkan diantaranya ada yang sangat dekat bak keluarga. Jakarta, Jambi, Pekanbaru, Tembilahan, Malang, Purwokerto, serta Solo telah kukunjungi karena POPMASEPI, and that’s remarkable, dude! Mbak Cumi, Deddy, Haviz, Yaguar, Retno, Aris, Haris, Azanil dan semua yang tak bisa kusebutkan satu-satu telah menjadi keluargaku yang baru. Menyenangkan berada di samping mereka….

Yang tak kalah hebat adalah sahabat-sahabat baruku di PPSMB. Mereka yang sangat super seperti Gilang, Ali dan Andika telah memberi warna pada hari-hariku. Jujur, aku begitu mengagumi pemikiran mereka. Mereka makan apa sih kok keren gitu cara mikirnya? Hahaha.. Selain itu ada adik kecil yang usilnya minta ampun, Vindy.. Yes, ditambah Wiwin dan Dwi, semua sahabat PPSMBku ini menjadi pengisi hariku yang indah, terutama saat masa-masa PPSMB.

Last but not least, penyemangatku tahun 2012 adalah Diena sahabatku  yang selalu ada di kala susah maupun senang. Ada Riza, sahabatku yang begitu baik hati. Ada Dwi juga, sahabatku yang paling bisa mengerti aku, ada Charie yang begitu pandai menghibur dengan kata-katanya yang manis.

Last, pelitaku, lenteraku, cahayaku, Ibuku.. Dia yang mewarisiku ketangguhan hati dan memantraiku dengan kata-kata yang menyejukkan hati. Ibu yang selalu bisa kuhubungi dikala hatiku sakit, badanku sakit, dan cintaku tak sampai...

Semua orang-orang diatas dan banyak lainnya yang belum sempat kusebutkan benar-benar menguatkanku dalam melangkah di kondisi yang berat tahun 2012 ini. Apalah jadinya aku tanpa mereka. Thank’s guys, you’re Rock!!!!

Sabtu, 05 Januari 2013

Every Rose Has It’s Thorn


Well, it’s me again, and I’m still the same super girl that love simplicity. Umm, I don’t know, it’s still hard for me to tell my feeling to someone else, directly. And, you know, it’s easier (I think) to write down my feeling in blog or diary, than make a deep conversation . Emm, mungkin karena sebenarnya bakatku di literasi ( I don’t think so ), atau mungkin aku terlalu sibuk dan sahabat-sahabatku juga terlalu sibuk (???)

La la la, beberapa waktu lalu memang aku merasa gila, kelelahan, muak dan jenuh dengan semua hal.

Aku merasa gila karena aku tergila-gila dengan matahariku, tapi terlalu sulit untuk menatap matanya, apalagi membisikkan kata cinta. Dia begitu bersinar di mataku, tapi aku hanyalah kumpulan butiran air di langit hasil evapotranspirasi. Aku memang jauh lebih tinggi dari lainnya di permukaan tanah sana. Tapi, apalah bedanya aku dengan yang lainnya? Jauh lebih dekat dengannya tapi sama-sama tak dapat meraihnya. Aku merasakan pancarannya, tapi dia tidak. Bahkan mungkin dia merasa aku begitu membencinya karena akulah awan kelabu, walau sebenarnya aku hanya malu, diam dan tak bisa apa-apa dihadapannya.

Cintaku tak berbalas, oh bukan, bukan cintaku yang tak berbalas, tapi cintaku tak bisa sampai padanya. Aku memang pengecut, dan dalam hal ini aku mengaku menjadi pecundang, karena tidak dapat mengusahakan cintanya sendiri. Tapi, disisi lain ada yang begitu baik, begitu sabar, dan begitu gigih padaku. Ah, ini semakin membuatku gila dan frustasi kala itu.

Kala itu aku juga merasakan akumulasi kelelahanku. Di penghujung tahun itu aku merasakan puncaknya. Kala itu, aku lelah menjadi wanita kuat, lelah dianggap hebat, lelah tak pernah mengeluh dan lelah selalu tegar. Hey everybody, I’m strong, but I still have a sensitivity of a girl, bahkan perasaanku jauh lebih sensitif dan halus dari yang kalian kira. Saat itu, aku merasa haus akan rasa iba, dan belas kasihan. Aku benar-benar ingin dimengerti, bahkan kalimat sederhana  seperti; “Hai Rara, apa kabar? Apa kamu baik2 saja?” –pun sangat2 kuharapkan. Aku benar-benar ingin mengeluh “Aku lelah….”. Tapi aku bukan orang seperti itu…….

 Bahkan yang paling menyebalkan menurutku adalah anggapan bahwa aku tidak feminin. Kenapa?  Apa hanya karena aku terlalu tegar dan kuat? Karena aku serba bisa? Karena aku terlalu cerdas?  Apakah feminisme itu mereka analogikan dengan kelemahan hati? Ketidakmampuan? Ketidakberdayaan? Kedangkalan pikiran??? Picik sekali… Beberapa tahun yang lalu aku pernah berjanji untuk menjadi kuat, tidak akan menangis, dan tidak mengeluh. Kulakukan itu semua untuk menapaki citaku untuk mengabdi pada perjuangan pemberdayaan wanita dan perlindungan anak. Dalam perspektifku, itulah feminisme yang paling elitis.

Di penghujung tahun itu, aku juga mengalami kejenuhan. Aku jenuh dengan semua aktivitasku. Bangun jam 5, tidur jam 2 pagi, begitu setiap hari.. Bahkan bernafas saja sulit bagiku. Aku tidak pernah menyalahkan semua aktifitasku, hanya saja aku jenuh saat itu. Ya, hanya jenuh….

Semua rasa itu terakumulasi di penghujung tahun 2012 yang penuh warna. But, suddenly I woke up. I’m tired and pity of being tired and pitiful. So, the tears that time is only a crumble of my huge story. It’s only a mikro piece of my big big big story. Luckily I have a super mom, nice buddy dan hati baja yang bisa sembuh lebih cepat… Last but not least, kesimpulan dari tulisan ini adalah…….. emm, apa ya, jadi bingung… haha… I think, tidak semua hal harus mempunyai kesimpulan, kan? Hehe, ini hanya curahan hati :)