Rabu, 10 April 2013

Good Will Hunting



Yes, I know good will hunt me. I’m sure….
Lesson learned from the Good Will Hunting Movie. I realized that, I’m so damn lucky….
Beruntung sekali aku bisa kuliah. Beruntung bisa mengenyam edukasi berbayar, yang tiap semesternya harus bayar sekitar 2,5 juta dan di awal kuliah harus bayar belasan juta. Damn, I feel damn lucky bisa dapetin itu. I mean, I’m just a small peasant. Orang tuaku susah payah bayar biaya pendidikan anak-anaknya. I know they only want the best (even I don’t know what kinda best they really want). But, aku merasa tiap lembar uang yang dikeluarkan untuk biaya pendidikanku itu really worth dan ada tuntutan moral untuk  “make a bang”.

Well, aku percaya banyak orang-orang yang lebih tidak beruntung di luar sana. Banyak yang boro-boro kuliah, untuk mengenyam pendidikan dasar saja kesulitan. Dan dikala aku diingatkan bahwa mungkin aku akan bertemu dengan orang yang sangat jenius, tapi dia tidak mengenyam pendidikan formal sekalipun, aku merasa, benar-benar jadi pecundang.. Bagaimana tidak, aku harus dibiayai 2,5 juta sebulan dan pengetahuanku hanya sebatas ini. Saat melihat Will Hunting aku sadar bahwa, yes formal education is a place for get a knowledge, but it doesn’t mean everything. Banyak faktor-faktor lain yang membuat orang jenius; gene, environment, practice, gift, fate, and so on… Yang jelas pendidikan formal itu bukan segalanya.

Memang sih, film itu cuma fiction. Tapi in my opinion, that’s logic and rational. I mean, hal-hal seperti bertemu Will Hunting itu mungkin saja terjadi di kehidupan nyata. Then, aku merenung, sepertinya aku memang harus malu, karena uang yang dikelurkan orang tuaku dengan perasan peluh mereka itu secara pragmatis ya cuma otakku ini aja hasilnya. Aku tidak bisa menyajikan hasil IQ super jenius seperti Einstein. Emm, walaupun some people said that I’m genius, cerdas, cerdik or apalah I don’t care, tapi aku merasa itu masih jauh dari standar jenius. DENGAN PENDIDIKAN FORMAL SAJA PENCAPAIANKU SEGITU, BAGAIMANA KALAU TIDAK???

Lalu pemikiran itu berkembang. Aku kuliah di sini, di Universitas Gajah Modo ini biayanya besaaarrr sekali. Aku ini kurang beruntung apa sih, orang tuaku masih mau dan mampu membiayai kuliah walaupun pinjam sana pinjam sini. Aku ini kurang beruntung apa sih dibantu saudara ini dan itu. Aku ini kurang beruntung apa sih bisa hidup dari belas kasih saudara-saudaraku. Aku ini kurang beruntung apa sih dikelilingi fasilitas aktualisasi diri yang lengkap. Aku ini kurang beruntung apa sih bisa bayar biaya kuliah dari beasiswa, beasiswa hasil pajak Rakyat Indonesia yang budiman. Aku ini kurang beruntung apa sih?????

Well, kuliah itu beban men. Normatif atau gak normatif, yang jelas itu fakta buatku. Tapi, menurutku beban itu bukan terus-terusan untuk dipikul, tapi untuk ditukar dengan sekarung berlian. Good will hunting. Yes, sooner or later the good will hunting (me). I’m really sure about it J