Dalam setiap elegi yang disenandungkan langit.
Dimana ia membawa wangi bunga yang bermekaran,
dan guguran daun dari pepohonan.
Dalam setiap energi yang dipancarkan langit.
Yang membawa kebesaran namaku.
Menjunjung tinggi sampai ke angkasa.
Yang mana api tahu keberanianku.
Yang mana bintang iri atas kecerdasanku.
Yang mana gunung mengalah pada ketangguhanku.
Yang mana venus kagum akan daya tarikku.
Waktu itu dihadapan bulan ketika kita diantara diam.
Saat itu hujan meluluhkan keberanianku.
Dibuat malu, meragu dan berkerut.
Seraya tiupan angin mengirimkan ejekan.
Dan dingin membisikkan kekalahanku.
Aku mengaku kalah di permainan ini.
Parmainan yang orang namakan cinta. Ya, cinta..
Semakin melemah di tiap degupan yang berhasil kau ciptakan.
Dan membiru seiring lari langit pada pagi.
Api, bintang, gunung dan venus berbisik di belakangku.
Iba mereka akan kemalanganku,
yang tak lagi mampu membawa kebesaran namaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar