Keterkejutan mengawali pertemuanku dan kau, dimana kala itu rasanya kita bagaikan diperkenalkan secara paksa. Aku bahkan tak menyangka kau begitu seringnya beredar di telinga dan mataku berkat godaan usil banyak orang. Ya, orang-orang yang begitu bahagia menjodohkan kau dan aku. Aku juga tak menyangka gosip itu begitu lama beredar. Aku bahkan sama sekali tidak peduli.
Gosip dan candaan kuanggap angin lalu. Namun, semua bahasan mereka jadi tentangmu. Sampai suatu saat terselip nasihat dari mereka, bahwa kaulah yang selama ini kubutuhkan, bukan yang lalu. Mereka jauh lebih menyukaimu. Ya, sosok cerdas berperangai santun, ramah dan religius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar