Minggu, 08 Juni 2014

Smartphone dan Anti Sosial

Jaman serba canggih. Ya, semua hal kini serba elektrik, digital, sosial media, dan sebagainya. Hampir semua orang seumuranku tidak mau ketinggalan informasi dari internet, tidak mau danggap kurang update di sosial media dan tidak mau sedikitpun merasa bosan sehingga kecanduan game. Semua hal itu tersedia di suatu perangkat kecil yang super lengkap bernama smartphone. Yap, maka dari itu, mayoritas pemuda di Indonesia adalah pengguna ponsel pintar atau smartphone. Menurut eMarketer, pengguna smartphone di dunia pada pertengahan tahun ini mencapai 50% lho. Wow

Beberapa waktu lalu, smartphoneku rusak dan harus diservis sekitar 2 minggu. Dan kembalilah kugunakan handphone biasa. Aku sebenarnya memang terbiasa menggunakan handphone biasa, karena aku memang belum lama punya smartphone. Jadi, ketika smartphoneku harus diservis, ya rasanya biasa saja. Pada satu sisi memang rasa penasaranku mengenai topik bahasan tertentu tidak bisa cepat menemukan jawabannya dengan menggunakan aplikasi search engine di smartphone. Namun di sisi lain, hidupku jauh terasa lebih tenang karena tidak ada lagi notifikasi pesan dari aplikasi seperti Watssap, BBM dan lainnya. Untuk yang satu ini kuakui pesan-pesannya memang cenderung kurang penting.

Dua minggu tanpa smartphone sebenarnya tidak serta merta membuatku merasa tenang sepenuhnya. Justru beberapa kali terbesit pikiran yang mengganggu dan membuat tidak tenang. Saat itu aku menjadi minoritas dimana kaum mayoritasnya adalah pengguna smartphone. Pada saat itu berkali-kali aku merasa smartphone telah banyak menggiring manusia menjadi manusia anti sosial. Dimulai dari saat aku melihat anak-anak yang telah dibelikan smartphone oleh orang tuanya. Selama melihat anak itu, tak sealipun kulihat mereka melepaskan smartphonenya karena sibuk memainkan game. Berkali-kali juga kulihat beberapa orang tidak bisa hidup jauh dari smartphonenya, bahkan ketika makan, menyetir mobil, naik motor, berjalan di jalan raya dan sebagainya. Banyak juga yang kulihat dari bangun tidur sampai tidur lagi pegang smartphone.

Pada dasarnya smartphone itu memang penting untuk komunikasi yang cepat, update informasi dan hiburan. Namun menurutku, penggunaan smartphone belakangan ini sudah kelewat batas. Beberapa orang cenderung tidak bijak dalam menggunakan smartphone. Ada yang seluruh waktunya digunakan di dunia maya untuk update status atau bahkan mengetahui status orang lain. Ada yang sibuk sendiri dengan game atau media sosial saat disekitarnya sebenarnya ada banyak orang. Serta ada juga yang betah berdiam diri seharian dalam kamar sambil memainkan smartphonenya. Duh

Begini lo kanca, smartphone sesuai dengan namanya adalah perangkat yang harusnya membuat penggunanya pintar, bukan semakin bodoh, tidak bijaksana, tdak produktif, malas dan anti sosial. Smartphone harusnya membuat penggunanya semakin mudah menyerap ilmu, lebih kreatif, lebih kritis serta lebih mudah bersosialisasi. Smartphone bukannya membuat penggunanya malas, menjadi pribadi yang gaul di media sosial, tapi lupa atau anti sosial dengan lingkungan di dekatnya. Kalau menurut saya nih pengguna smartphone harus pintar dan bijaksana dulu nih baru menambah dan mengupgrade kepintarannya lewat smartphone. Pengguna smartphone tidak hanya harus bertambah pintar tapi juga harus pintar mengenai kapan dan dimana menggunakan smartphonenya.

Dan, sebagai tambahan informasi, aku tambahkan info dari kompasiana.com tentang dampak negatif smartphone jika tidak digunakan secara bijak bagi kesehatan psikis penggunanya. Dampaknya adalah dapat menimbulkan kecanduan, mengganggu tidur, mengurangi produktifitas, merusak sel otak, serta merusak hubungan terutama dengan lngkungan sekitarnya. Oh ya, ada lagi dampak negatifnya bagi anak-anak loh, yaitu membuat anak menjadi malas dan manja, mengganggu perkembangan psikis dan kinetik anak, dan dapat merusak moral anak. Ingat nggak kanca tentang kasus-kasus penganiayaan anak oleh teman sebayanya yang marak terjadi beberapa waktu ini. Pada hampir seluruh kasus, penyebabnya adalah game dan tontonan yang berisi konten kekerasan. Ngeri kan..

Semenjak smartphoneku tidak lagi rusak dan telah dalam genggaman. Aku akan lebih bijaksana menggunakannya. Game hanya akan kugunakan ketika tidak ada orang disekelilingku dan sedang merasa bosan. Update status di media sosial boleh lah, asal tidak setiap waktu update dan jika ada waktu luang. Jika bersama dengan teman atau orang lain, akan kusimpan dulu smartphoneku dan akan kuperhatikan orang disekelilingku. Setidaknya itu adalah beberapa hal ideal yang harus kulakukan karena sesuai dengan pengalamanku, kalau dicuekin teman yang sedang asyik bermain smartphone, disupirin orang yang mainin smartphone, ketemu orang kecanduan smartphone, lihat orang malas-malasan dan cuma main smartphone, semuanya itu nggak enak dirasain dan dilihat… So guys, mau disenengin orang dan enak dilihat? As a smart people, you know what to do lah…

Tidak ada komentar: