Yes, I know
good will hunt me. I’m sure….
Lesson
learned from the Good Will Hunting Movie. I realized that, I’m so damn lucky….
Beruntung
sekali aku bisa kuliah. Beruntung bisa mengenyam edukasi berbayar, yang tiap
semesternya harus bayar sekitar 2,5 juta dan di awal kuliah harus bayar belasan
juta. Damn, I feel damn lucky bisa dapetin itu. I mean, I’m just a small
peasant. Orang tuaku susah payah bayar biaya pendidikan anak-anaknya. I know
they only want the best (even I don’t know what kinda best they really want).
But, aku merasa tiap lembar uang yang dikeluarkan untuk biaya pendidikanku itu really
worth dan ada tuntutan moral untuk “make
a bang”.
Well, aku
percaya banyak orang-orang yang lebih tidak beruntung di luar sana. Banyak yang
boro-boro kuliah, untuk mengenyam pendidikan dasar saja kesulitan. Dan dikala
aku diingatkan bahwa mungkin aku akan bertemu dengan orang yang sangat jenius,
tapi dia tidak mengenyam pendidikan formal sekalipun, aku merasa, benar-benar
jadi pecundang.. Bagaimana tidak, aku harus dibiayai 2,5 juta sebulan dan
pengetahuanku hanya sebatas ini. Saat melihat Will Hunting aku sadar bahwa, yes
formal education is a place for get a knowledge, but it doesn’t mean
everything. Banyak faktor-faktor lain yang membuat orang jenius; gene, environment,
practice, gift, fate, and so on… Yang jelas pendidikan formal itu bukan
segalanya.
Memang sih,
film itu cuma fiction. Tapi in my opinion, that’s logic and rational. I mean,
hal-hal seperti bertemu Will Hunting itu mungkin saja terjadi di kehidupan
nyata. Then, aku merenung, sepertinya aku memang harus malu, karena uang yang
dikelurkan orang tuaku dengan perasan peluh mereka itu secara pragmatis ya cuma
otakku ini aja hasilnya. Aku tidak bisa menyajikan hasil IQ super jenius
seperti Einstein. Emm, walaupun some people said that I’m genius, cerdas,
cerdik or apalah I don’t care, tapi aku merasa itu masih jauh dari standar
jenius. DENGAN PENDIDIKAN FORMAL SAJA PENCAPAIANKU SEGITU, BAGAIMANA KALAU
TIDAK???
Lalu
pemikiran itu berkembang. Aku kuliah di sini, di Universitas Gajah Modo ini
biayanya besaaarrr sekali. Aku ini kurang beruntung apa sih, orang tuaku masih
mau dan mampu membiayai kuliah walaupun pinjam sana pinjam sini. Aku ini kurang
beruntung apa sih dibantu saudara ini dan itu. Aku ini kurang beruntung apa sih
bisa hidup dari belas kasih saudara-saudaraku. Aku ini kurang beruntung apa sih
dikelilingi fasilitas aktualisasi diri yang lengkap. Aku ini kurang beruntung
apa sih bisa bayar biaya kuliah dari beasiswa, beasiswa hasil pajak Rakyat
Indonesia yang budiman. Aku ini kurang beruntung apa sih?????
Well,
kuliah itu beban men. Normatif atau gak normatif, yang jelas itu fakta buatku.
Tapi, menurutku beban itu bukan terus-terusan untuk dipikul, tapi untuk ditukar
dengan sekarung berlian. Good will hunting. Yes, sooner or later the good will
hunting (me). I’m really sure about it J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar